Meneruskan Spirit Keimanan Pasca Bulan Ramadhan



Pada bulan Ramadhan di tahun ini, tentunya terlihat dan terasa ada hal yang berbeda dari Ramadhan tahun lalu, karena di bulan Ramadhan tahun ini sungguh spesial. Apa yang membuat spesial?

Pertama, bulan Ramadhan di tahun ini sungguh beruntung umat manusia, dianugrahi oleh Allah untuk beribadah di rumah saja selama satu bulan. Pekerjaan atau kegiatan lainya dipindahkan ke rumah. Tentu kesempatan ini sangat berhaga bagi umat manusia dimana pada bulan Ramadhan tahun lalu diisi dengan kesibukan dengan bekerja bagi orang dewasa, atau  mahasiswa dengan tugas kuliah yang menumpuk hingga lupa dengan bahwa dia sedang berada di bulan Ramadhan, bahkan anak kecil pun selalu menghabiskan waktunya untuk bermain hingga berbuka, itulah kebiasaan mereka.

Ingin Daftar Bina Insani? Klik Informasi Pendaftaran

Karena dengan datangnya suatu wabah ini, ada suatu keberkahan dibalik musibah.  Wabah ini memaksa seluruh kegiatannya di-pending dulu, anak-anak dipaksa berdiam diri dirumah, pelajaran di kampus diahlikan melalui media virtual, semua serba dilakukan di rumah.
Allah menerangkan di Surat An-Nahl: 80

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا

Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumah sebagai tinggal...”

Menurut pendapat Ibnu Katsir, ia menjelaskan dari Surat An-Nahl ayat 80 tersebut, Allah mengingatkan akan kesempurnaan nikmat yang Dia curahkan atas para hamba-Nya, berupa jumlah tempat tinggal yang berfungsi untuk memberikan ketenangan bagi mereka. Mereka bisa berteduh (dari panas dan hujan) dan berlindung (dari segala macam bahaya) di dalamnya. Juga bisa mendapatkan banyak manfaat lainnya.

Baca juga: Pembelajaran Ramadhan dan Hikmah Virus Korona

Tentu dengan diam dirumah saja seyogyanya dapat dihiasi dengan nuansa ibadah seperti, mengaji, sholat berjamaah bahkan berkumpul dengan keluarga. Hal ini bisa menghidupkan rumah agar rumah tersebut terlihat dilingkari kebaikan.

Kedua, mengingatkan bahkan menegur pada umat manusia dengan datangnya wabah ini, untuk memahami lebih mendalam, bahwa kehidupan di bumi ini hanya fana atau sementara saja.

Tidak ada barang berhaga atau mewah yang dibawa mati kecuali amal kita. Yang dulu suka menghamburkan uang, malas beribadah, suka dengan kemewahan, takut ditinggal hartanya, bahkan yang lebih parah, lalai dalam shalat seolah tidak menyakini siksa api neraka yang sudah dijanjikan Allah di surat Al-Ma’un ayat 3 – 4

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
Artinya : “Maka celakallah bagi orang-orang yang shalat.”

ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Artinya : “Yaitu orang orang yang lalai dari sholatnya.”

Dari kedua ayat diatas, menegaskan serta memperingatkan kepada kita semuanya bahwa orang yang lalai saja akan mendapat balasan neraka, bagaimana dengan kita yang tiap hari meninggalkan sholat dengan sengaja.

Datangnya wabah ini, mari bertaubat, berhenti melakukan yang dilarang, mulailah untuk mengubah kebiasaan buruk dengan salah satu cara yaitu perbanyak Istighfar diiringi memohon ampunan pada Allah agar Allah berkenan untuk mengubah perilaku ini. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebaik-baik mahluk adalah yang senantiasa memohon ampunan pada Allah.

Baca juga: Ramadhan, Refleksi Meningkatkan Keimanan

Dari adanya wabah ini juga melahirkan fenomena perilaku malas yang hinggap manusia di berbagai penjuru dunia, tidak hanya umat Islam, namun juga kebanyakan manusia. Hal ini merupakan hal wajar, karena manusia ini hanya merupakan manusia biasa yang kesalahan dan lupa selalu ada.

Namun memelihara perilaku malas akan menyebabkan kebodohan, bodoh dalam dalam berpikir atau bodoh dalam moralnya, Tentu bila tidak ingin dibilang bodoh, maka yang harus dilakukan untuk mengubah kebiasan malas ini serta untuk meneruskan semangat positif di bulan  Ramadhan, yaitu dengan cara bertaubat. Banyak cara untuk menempuhnya, salah satunya telah dijelaskan melalui Syair Sunan Bonang yang dinyanyikan lagu oleh Opick, yaitu Tombo Ati.

Tombo ati itu ada 5 perkaranya, yang pertama membaca Al quran dan membaca artinya. Al-Qur’an mengandung banyak hikmah dari kisah Nabi dimana kalau diamalkan akan mendapat syafaat. Perkara kedua, yaitu melaksanakan shalat malam. Momentum pada saat selesai sholat dapat digunakan untuk menyesali atas perbuatan buruk dan berjanji untuk tidak mengulang kembali.

Lalu perkara ketiga, yaitu berkumpul dengan orang-orang salih. Dengan berkumpul mengikuti ta’lim bersamanya, maka akan mengubah secara tidak sadar. Perkara ini sesuai dengan perkataan Ali bin Abi Thalib, bahwasanya bila terbiasa bersma orang yang memakai parfum, maka ikut tercampur dengan bau parfum tersebut. Selanjutnya perkara ke empat, yakni memperbanyak berpuasa. Karena mulutnya orang yang berpuasa jauh lebih mulia serta dijaga dari segala kemaksiatan.

Perkara terakhir, yakni memperbanyak dzikir kepada Allah. Tiada mahluk sempurna, maka dzikir malam solusinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca juga: Mau Dibawa Kemana Budaya Jawa?

Oleh karenanya, sebagai refleksi untuk semuanya, utamanya pada diri saya. Agar mengembalikan spirit atau semangat Ramadhan, dengan merefleksi diri serta berani mengambil risiko untuk bertekad agar di bulan Ramadahan mendatang bisa jauh lebih baik dari Ramadhan sebelumnya.

Dengan datangnya wabah ini juga menjadi momentum untuk mengembalikan semangat, karena orang beruntung adalah orang yang memanfaat kesempatan yang datang jangan sampai terulang kembali seperti yang sudah terjadi. Semoga Allah memberkati semua.
Wallahu a’lam bi ash-shawaab.

Oleh: Fahmi Akbaril Khuluq
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Lebih baru Lebih lama