Ramadhan, Refleksi Meningkatkan Keimaman


Doc. Brillio.net

Bulan suci Ramadhan kini telah tiba, segala bentuk kerinduan dan kegembiraan umat Islam sedunia dapat terlampiaskan. Bulan yang didalamnya terdapat keberkahan dan keagungan. Hampir seluruh umat Islam berlomba-lomba melakukan kebaikan, baik berbentuk ibadah sosial maupun ibadah spiritual. Semua itu, dilakukan tidak lain sebagai bentuk rasa takwa dan keimanan kepada Allah swt.

Kesempatan bertemu bulan Ramadhan ini, tentunya perlu dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Jangan sampai ada satu detik pun waktu yang terlewat dengan sia-sia, sehingga kerugian yang akan hadir menimpa kita. Hanya orang-orang yang diberikan nikmat sehat dan panjang umur untuk bisa bertemu dan memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah swt. Sehingga, akan melahirkan kerpibadian insan kamil untuk mewarnai tatanan kehidupan bangsa yang sudah hampir krisis moral. 

Kehadiran bulan suci Ramadhan sudah seharusnya bisa membersihkan diri kita dari segala sifat rakus, tamak, dengki, sombong, dan angkuh. Karena sejatinya sifat tersebut akan melahirkan tatanan kehidupan yang tidak seimbang lahirlah tindakan korupsi, perilaku curang, dan kikir. Semua itu tidak lain merupakan bagian dari unsur hawa nafsu yang dapat merendahkan status manusia sebagai makhluk yang mulia. Dan kami kembalikan manusia ketempat yang serendah-rendahnya (Q.S At-Tin : 4).   
  
Baca juga: Virus Korona dan Ikhtiar Santri

Hadirnya bulan Ramadhan dapat dianalogikan sebagai madrasah. Tempat pembelajaran seorang muslim selama satu bulan, setelah selama sebelas bulan menjalani fase pembebasan. Pada bulan ini diwajibkan setiap muslim untuk melaksanakan ibadah puasa pada siang hari, dilanjutkan shalat tarawih malam harinya. Hampir setiap waktu dilakukan untuk beribadah baik ibadah sosial dan ibadah spiritual. Ibadah Puasa mengajarkan sifat sabar dari segala bentuk godaan hawa nafsu yang merendahkan derajat manusia. Selain itu, mengajarkan sikap kepedulian sosial untuk saling berbagi dan memberi kepada sesama. 

Output yang diharapkan setelah umat Islam menjalankan pendidikan madrasah di bulan Ramadhan adalah perubahan. Perubahan baik dalam bentuk sikap, tingkah laku, akhlak, dan ibadah. Selaras dengan teori pendidikan behavioristik yang menekankan adanya perubahan tingkah laku. 

Harapannya rapot yang akan didapatkan pasca akhir bulan Ramadhan nanti mendapatkan predikat sebagai orang-orang yang bertakwa. Sesuai dengan tujuan dari puasa itu sendiri dalam Q.S Al-Baqarah : 183 “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana orang-orang sebelum kalian, agar kalian mendapatkan predikat bertakwa”. 

Namun, banyak sebagian dari umat Islam tidak memaknai bulan Ramadhan dengan sesunggunya. Sehingga, tidak terjadi perubahan yang siginifikan pasca bulan Ramadhan. Golongan inilah yang ditimpa dengan kerugian besar, sebagaimana dalam hadis Rasulullah, bahwa ada tiga golongan yang didoakan Malaikat Jibril dan di aminkan Rasulullah yang akan merugi yakni orang yang tidak memanfaatkan bulan ramadhan, durhaka terhadap orang tua, tidak mengucapkan shalawat (H.R Tirmidzi)

Ujian keimanan ditengah pendemi

Bulan ramadhan tahun ini menjadi ujian besar bagi umat muslim. Musibah pandemi virus korona yang menimpa dunia saat ini menjadikan ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pembatasan aktivitas ibadah di masjid seperti shalat tawarih, buka puasa bersama dan iktikaf menjadi hal yang tidak akan ditemukan di Ramadhan tahun. Tentunya, hal ini menjadi ujian keimanan untuk meninggikan derajat seseorang. 

Baca juga: Makna Lain Dibalik Corona

Bagaikan layaknya pohon kelapa yang semakin tinggi akan semakin besar terjangan angin yang akan menghampiri. Analogi tersebut memberikan gambaran umum bahwa pada hakikatnya kehidupan manusia tidak akan lepas dari sebuah ujian. Sebagaimana digambarkan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 153 bahwa Allah akan menguji seseoarang dengan sedikit ketakutan (musibah), kelaparan, kekurangan harta, kehilangan nyawa, buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang yang bersabar. 

Hanya mereka yang memiliki keimanan teguh akan berhasil melewati ujian pandemi di bulan Ramadhan tahun ini. Mengisi waktu dengan berbagai aktivitas ibadah seperti berpuasa, dzikir, tadarus Alquran, sedekah, dan berdoa. Jika semua itu dilakukan dengan penuh rasa ikhlas dan mengharapkan pahala dari Allah swt, maka predikat takwa yang dijanjikan Allah swt akan dapat terpatri dalam diri kita. Harapannya, semoga Ramadhan tahun ini menjadi reflekasi keimanan bagi kita semua, untuk mengukur sudah sejauh mana kita melakukan kebaikan di muka bumi. 
Wallahu A'lam Bi Al-Shawab 

Oleh : Ahmad Romadhon Abdillah*
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FITK Korkom Walisongo Cabang Semarang
Lebih baru Lebih lama