Mengambil Hikmah di Balik Musibah





Sepanjang tahun 2018, bergam jenis bencana alam telah menimpa Indonesia. Baru-baru ini, sepekan jelang pergantian tahun, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh tsunami yang secara bersamaan menyerang Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu malam (22/12/2018). Dampak dari tsunami tersebut mengakibatkan kerusakan yang tentunya merugikan warga setempat.  
Fenomena bencana alam seolah sudah menjadi siklus yang selalu hadir dalam tiap waktu. Sebelum tsunami di Banten dan Lampung Selatan, pada tahun ini berbagai daerah di Indonesia juga pernah merasakan bencana alam. Seperti tanah longsor di Brebes, gempa bumi di Lombok, dan tsunami di Palu.  
Semua orang pasti tidak menginginkan hal itu. Tapi sebagai manusia biasa, kita tidak bisa menghindarinya. Ini sudah menjadi takdir dan kekuasaan Allah. Kita hanya bisa bertawakkal dan bersabar atas segala musibah yang menimpa kita. 
Masyarakat mempunyai persepsi atau penilaian masing-masing terhadap bencana alam. Sebagian masyarakat ada yang mengangapnya ujian untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Di sisi lain, ada juga yang menganggap hal ini sebagai azab karena penduduk setempat sering berbuat maksiat. 
Tetapi pada dasarnya, bencana alam memang sudah menjadi sunnatullah yang tidak bisa dihindari. Allah sebagai penguasa alam semesta punya maksud tersendiri. Tujuannya tak lain adalah untuk menguji seberapa tangguh dan kuat hamba-Nya dalam menghadapi musibah itu. 

Sebagaimana dalam firman-Nya dalam surat Al- Baqoroh ayat 155: 
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155). 

Dari ayat tersebut, kita bisa tahu bahwa Allah akan menguji hamba-Nya dengan berbagai cara. Dengan ini, Allah akan tahu mana hamba-Nya yang bersabar dan mau menerima musibah tersebut. Dan bagi orang yang bersabar, pasti akan mendapatkan hikmah dari apa yang telah terjadi
Kesabaran memamng menjadi mahkota penting yang harus dimiliki umat Islam. Karena hal itu sangatlah susah. Namun jika kita bersabar, kita akan mendapatkan penghargaan yang begitu besar. Karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. 
Tetapi, terkadang dari kita justru merasa terbebani dengan bencana alam itu. Ada yang mengeluh dan merasa menjadi orang paling rugi sedunia. Bahkan sebagian orang ada yang mengklaim bahwa Allah tidak sayang lagi kepada kita. 
Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Justru karena rahmat yang tiada terkiralah Allah memberika ujian kepada hamba-Nya berupa bencana alam. Karena dengan cara itu, Allah perlahan-lahan mengampuni dosa-dosanya dan meninggikan derajat bagi mereka yang bersabar. 
Perlu kita sadari, bahwa dalam setiap musibah pasti ada hikmah atau pelajaran positif yang dapat diambil. Memang ini sangatlah sulit. Terutama bagi mereka yang putus asa dan su’udzon kepada Allah. Tetapi bagi mereka yang berprasangka baik akan hadirnya hikmah tersebut, akan mendapatkan hikmah di balik musibah itu. 

Hal ini diterangkan dalam firman-Nya surat At- Taubah ayat 126: 
أَوَلا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pengajaran?”

Dari ayat tersebut, kita sebagai seorang muslim haruslah berpikir bijak dalam memahami sebuah musibah atau pun masalah yang terjadi menimpa kita. Semua yang terjadi pasti ada hikmah dan pelajaran postifnya. Namun karena putus asa dan su’udzon terlebih dahulu kepaada Allah, maka kita sendir tidak akan mendapatkan hikmah tersebut. 
Contohnya adalah ketika menjadi orang kaya dengan harta yang berlimpah, bisa jadi harta itu membuat kita menjadi orang sombong dan kikir, dan lalai terhadap Allah. Padahal kita tahu bahwa harta yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah. Apabila Allah mengambil harta itu dengan cara membuat usaha kita bangkrut, kita akan jatuh miskin. Dengan kondisi itu, kita akan merasa terpuruk dan kehilangan semua semangat dalam hidup kita. 
Padahal kondisi itu adalah sebuah peringatan dari Allah agar kita sadar dengan harta tersebut. Bahwa semua yang ada di dunia ini dan semua yang kita miliki hanyalah titipan. Sewaktu-waktu nanti, Allah akan mengambilnya kembali. Selain itu, Allah juga menyadarkan kita tentang kesabaran dan ketakwaan. Sebagai manusia, kita harus selalu ingat kepada Allah dan saudara di sekitar kita. 
Begitu juga dengan musibah berupa bencana alam yang melanda Indonesia akhir-akhir ini. Masalah bencana alam yang menimpa Indonesia sejatinya memang sunnatullah yang tidak bisa dihindari. Dengan cara itulah Allah ingin menguji kesabaran hamba-Nya dan memperingatkan supaya tetap berada di jalan-Nya. Dan sebagai manusia, kita harus bisa mengambil hikmah di balik musibah yang menimpa diri kita. 

















Lebih baru Lebih lama