Virus Corona dan Ikhtiar Santri



Sumber: m.detik.com/inet/science

Solus populi suprema lex esto (keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi)
Cicero
Sejak 2019 virus korona menginfeksi manusia dengan Kota Wuhan sebagai kota pertama yang terpapar. Sejak itu pula, virus korona mulai menyebar ke seluruh belahan dunia dan bertransformasi menjadi pandemik yang tentu menjadi masalah umum bagi dunia. Hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) turut menangani dan memberi beberapa solusi terkait penanganan pandemik tersebut.

Indonesia, meski termasuk negara yang terlambat terpapar oleh virus korona namun akhirnya juga turut terserang pandemik global tersebut. Mulai bulan maret hingga saat ini, Indonesia masih berjibaku mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk menghambat laju persebaran virus korona dan bahkan mencoba menghapus resiko penularannya.

Makna Lain Dibalik Corona

Berbagai strategi berupa himbauan dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah virus korona. Mulai dari strategi ringan berupa rajin mencuci tangan (baik dengan sabun ataupun hand sanitizer) hingga langkah besar bertajuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua langkah tersebut adalah bertujuan untuk menyelamatkan rakyat dan negara dari dampak yang disebabkan oleh persebaran virus korona.

Akibat dari strategi tersebut tentu stabilitas dan mobilitas warga masyarakat terganggu. Bahkan, umat Islam harus membatasi ibadah di masjid seperti shalat jumat berjamaah di masjid. Sudah banyak masjid yang menutup pintu untuk sementara waktu sebagai salah satu realisasi menjaga jarak dan menekan angka persebaran virus korona.

Pendidikan diliburkan dalam hal tatap muka namun dapat diatasi dengan menggantinya via daring. Hingga hal terbaru yang diputuskan pemerintah adalah membebaskan sebanyak-banyaknya narapidana sehingga muncul berbagai pesan singkat whatsapp untuk menjaga rumah karena hal tersebut dilakukan.

Menjaga Wudhu sebagai Ikhtiar Santri

Sebagai bagian dari pendidikan agama, pesantren dan santri pun turut melakukan ikhtiar dalam mencegah persebaran virus korona. Pendidikan keagamaan berbasis pondok pesantren pun ikut meliburkan diri demi kemaslahatan umat menekan jumlah persebaran virus korona.

Hal ini tentu telah bersesuaian dengan kaidah Islam bahwa, menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah kemaslahatan.

E-Pusnas sebagai Solusi Minimnya Budaya Literasi

Virus korona dapat menyebar melalui saluran pernafasan dan kontak fisik dengan penderita. Islam telah memberi pengajaran tentang pentingnya menjaga kebersihan melalui wudhu. Dengan berwudhu, umat Islam menjaga kebersihan jalur pernafasan (hidung dan mulut) melalui berkumur dan beristimsyak. Kemudian kebersihan muka, tangan, dan kaki pun dibersihkan dengan dibasuh air wudhu.

Maka sebuah anjuran penting untuk menjaga wudhu adalah hal yang perlu dilakukan. Karena dengan berwudhu, artinya telah menjaga kebersihan tubuh terfokus pada bagian-bagian utama tempat virus korona dapat menyebar. Selain berikhtiar, tentunya segala sesuatu tetap dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih sebagai jalan bertawakal dan berserah diri kepadaNya. Wallahu a’lam bi ash-shawwab 

Oleh: Firman Hardianto*
Mahasantri Pondok Pesantren Bina Insani Angkatan 2018
Lebih baru Lebih lama