Doc. Kominfo BI
Oleh: Sofia Najmah*
Ketika cinta
membuka senyum
Siapa kan datang
dalam nestapa?
Senyum bukan
selamanya madu
Bahkan bisa
sekadar tipu daya
Yang tanpa sadar
butakan mata
Lantas
membelenggu
Meluluhlantakan
jiwa
Ketika cinta
telah membuka matanya
Mampukah sang pecinta
lolos?
Sebab liriknya
tajam bagai pedang ditengah medan perang
Begitu menyayat
rasa
Hingga selembut
rambut dibelah tujuh
*Penulis adalah mahasiswi Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang
LABEL:
Sastra